Dari pada mikirin hujan yang masih turun truss, lebih baik kita humor sejenak :PENJUAL KORAN YANG GAGAP
Suatu ketika ada agen koran dan majalah yang mencari penjual koran eceran baru. Tak lama setelah pengumuman ditempel, datanglah 2 orang pelamar, tetapi agen itu hanya membutuhkan 1 orang saja.
Kebetulan, salah satu pelamar ternyata orang yang gagap (kalau bicara terputus-putus), padahal dalam menjajakan koran dibutuhkan kemampuan bicara yang lancar. Namun, pemilik agen koran tidak tega jika langsung menolak lamaran Si Gagap. Makanya ia mencari cara halus dengan membuat kompetisi untuk seleksi. Tugasnya adalah, selama 1 minggu masa percobaan, siapa yang bisa menjual koran lebih banyak, dialah yang akan diterima bekerja.
Hari pertama, mereka berdua masing-masing diberi 30 eksemplar koran. Sore harinya mereka kembali dengan tangan kosong, berarti semua koran terjual habis.
Hari kedua, jumlah korang ditingkatkan jadi 50 eksemplar. Pelamar yang lancar bicara hanya menyisakan 5 eksemplar saja. Namun, Si Gagap ternyata bisa menjual habis semua korannya.
Hari ketiga, jumlah koran ditambah menjadi 70 eksemplar. Pelamar yang lancar bicara hanya mampu menjual 50 eksemplar, sementata Si Gagap lagi-lagi terjual habis.
Hari Keempat, jumlah koran ditingkatkan lagi menjadi 100 eksemplar. Pelamar yang bicaranya lancar lagi-lagi hanya bisa menjual 50 saja, dan hebatnya Si Gagap bisa menjual habis 90 eksemplar.
Di hari keempat itu, pelamar yang bicaranya lancar menyerah. Ia dan pemilik agen koran keheranan, bagaimana mungkin orang yang gagap bisa menjual koran sedemikian hebatnya.
“Bagaimana caranya kamu bisa menjual koran sebanyak itu?” tanya pemilik agen koran.
“Iya, apa taktik yang kamu pakai sehingga banyak sekali yang mau membeli koranmu?” tambah pelamar yang bicaranya lancar.
Dengan gaya bicara yang gagap, Si Gagap menjelaskan bahwa ia menjual koran dengan cara seperti penjual koran lain, berkeliling dan menawarkan pada calon pembeli yang rata-rata orang sibuk. Cuma yang beda adalah apa yang dikatakannya.
“Pp pp.. pak, mau be.. be..l..li kk kkoo.. koran? A…atau kkk kk.. kalau tt.. ttid..dak ss ss..aya b.. bba..cakan.. ss.ss.. sampai ha..ha.. habis!”
Terang saja setiap orag yang ditawari memilih memberi koran darinya, daripada menghabiskan waktu mendengar Si Gagap membacakan setiiap berita di koran itu.
SUSUNAN ACARA. 1. Kata Pengantar. 2. Marende BE No. 23 : 1 Jesus hami ro dison, asa ma sihangoluan Ipe ro ma Ho tuson jala baen ma pardomuan Ni tondiM tu tondi nami, unang mampar roha nami. 3. Tangiang Pamuhai 4. Marende BE No.110: 1 Hupuji holong ni rohaMu. O Tuhan Jesus Rajangki Tu Ho hulehon ma tondingku, ai ido pinangidoMi. Huhalupahonma diringku mamikkir holong ni rohaMu 5. Renungan : Poda 4 : 18 Poda 4 :18 Alai anggo lapang ni halak partigor, tudos tu buha siang ari, lam tu tiur nado , sahat rodi hos ni ari Amsal 4:18 Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. 6. Marende BE 770 : 1-2 Tu Debata mi na sun gogo i, sai maporus ma ho ganup ari DitanganNa do ho molo musu ro tung na sonang di ampuanNaho 2x Tung sun hinagogo ni Tuhan i, ingot ma Debatam do manghophop Nang ponjot rohami, ndang na leleng i, tongkin nai pujionmu Tuhani. 2x 7. Tangiang Pang...
Syukur dan terimakasih pada Tuhan kita Yesus atas terselenggaranya Parheheon Ama hkbp Serpong tahun 2009 ini. Terimakasih juga kepada Pendeta dan seluruh parhalado yang kami harapkan dapat mensupport kegiatan ini untuk mencapai sasaran sesuai yang kita harapkan bersama. Terahir kami juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh rekan-rekan AMA dan seluruh yang hadir Pada kesempatan ini kami sampaikan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan kita bersama, marilah kita saling membantu dan mengajak semua rekan-rekan AMA yang belum bisa hadir pada saat ini. Sebelumnya kami mohon maaf apabila kesiapan kami Panitia sangat minim dan kemungkinan banyak kekurangan. Sejujurnya kami katakan sangat sulit bagi kami untuk membentuk kepanitiaan ini. Karena saat kepanitiaan ini dibentuk, Punguan AMA sangat minim dalam tingkat kehadiran, sehingga kepanitiaan ini saya katakan sedikit dipaksakan. Untuk itulah kami memilih satu ayat dari Pilipi 2 : yaitu " Nasihat supaya bersatu dan merendahkan diri seperti...
Dari pada mikirin hujan yang masih turun truss, lebih baik kita humor sejenak :PENJUAL KORAN YANG GAGAP
BalasHapusSuatu ketika ada agen koran dan majalah yang mencari penjual koran eceran baru. Tak lama setelah pengumuman ditempel, datanglah 2 orang pelamar, tetapi agen itu hanya membutuhkan 1 orang saja.
Kebetulan, salah satu pelamar ternyata orang yang gagap (kalau bicara terputus-putus), padahal dalam menjajakan koran dibutuhkan kemampuan bicara yang lancar. Namun, pemilik agen koran tidak tega jika langsung menolak lamaran Si Gagap. Makanya ia mencari cara halus dengan membuat kompetisi untuk seleksi. Tugasnya adalah, selama 1 minggu masa percobaan, siapa yang bisa menjual koran lebih banyak, dialah yang akan diterima bekerja.
Hari pertama, mereka berdua masing-masing diberi 30 eksemplar koran. Sore harinya mereka kembali dengan tangan kosong, berarti semua koran terjual habis.
Hari kedua, jumlah korang ditingkatkan jadi 50 eksemplar. Pelamar yang lancar bicara hanya menyisakan 5 eksemplar saja. Namun, Si Gagap ternyata bisa menjual habis semua korannya.
Hari ketiga, jumlah koran ditambah menjadi 70 eksemplar. Pelamar yang lancar bicara hanya mampu menjual 50 eksemplar, sementata Si Gagap lagi-lagi terjual habis.
Hari Keempat, jumlah koran ditingkatkan lagi menjadi 100 eksemplar. Pelamar yang bicaranya lancar lagi-lagi hanya bisa menjual 50 saja, dan hebatnya Si Gagap bisa menjual habis 90 eksemplar.
Di hari keempat itu, pelamar yang bicaranya lancar menyerah. Ia dan pemilik agen koran keheranan, bagaimana mungkin orang yang gagap bisa menjual koran sedemikian hebatnya.
“Bagaimana caranya kamu bisa menjual koran sebanyak itu?” tanya pemilik agen koran.
“Iya, apa taktik yang kamu pakai sehingga banyak sekali yang mau membeli koranmu?” tambah pelamar yang bicaranya lancar.
Dengan gaya bicara yang gagap, Si Gagap menjelaskan bahwa ia menjual koran dengan cara seperti penjual koran lain, berkeliling dan menawarkan pada calon pembeli yang rata-rata orang sibuk. Cuma yang beda adalah apa yang dikatakannya.
“Pp pp.. pak, mau be.. be..l..li kk kkoo.. koran? A…atau kkk kk.. kalau tt.. ttid..dak ss ss..aya b.. bba..cakan.. ss.ss.. sampai ha..ha.. habis!”
Terang saja setiap orag yang ditawari memilih memberi koran darinya, daripada menghabiskan waktu mendengar Si Gagap membacakan setiiap berita di koran itu.
si Gagap sdh selesai cerita.. hujam masih turun juga
BalasHapus