Persaingan tidak sehat

Ibu Nora meneleponku, : "Pak, Koran Kompas lagi ada paket ya ? "
Oh ya bu, namanya Paket Keluarga, ada juga Paket Kompas - Kontan..
" Ah.. Bapak kog gak ngasih tau saya sih ?.
"Oh, ya maaf bu kalau Ibu belum tau. Sebenarnya itu sudah lama, dan saya kira sudah semua pelanggan Kompas tau, karena di Harian Kompas juga sekitar 6 bulan yang lalu sudah pernah dibuat pengumumannya..
Oh, gitu ya,..nada suara Ibu Nora seolah-olah belum puas. Sepertinya ada sesuatu yang masih mengganjal..
"Oh, jadi kalau paket Keluarga itu berapa biayanya per bulan ?
Seratus sepuluh ribu perbulannya Bu,. itu sudah termasuk Nova dan Majalah Bobo..
"Oh kalau Kompas aja tidak bisa ?
Bisa bu, tapi biayanya tetap Rp. 78.000,/- bulan..
Oh, begitu ya, terimakasih ya.. Ibu Nora ahirnya menutup teleponnya dan perasaan saya mengatakan Ibu Nora tidak puas.

Setelah beberapa lama termenung, ah.. tiba-tiba aku teringat akan adanya selebaran yang beredar di Sektor 14 sekitar kediaman Ibu Nora
Selebaran / brosur tersebut menyebutkan bahwa hanya dengan Rp. 50.000,- cukup untuk biaya berlangganan Harian Kompas selama 1 bulan.
Saya langsung menelepon Ibu Nora, untuk menceritakan adanya satu Agen yang berusaha merusak hubungan baik pelanggan dengan menjatuhkan harga di pasaran.
Sehingga pelanggan tidak lagi loyal, dan setelah itu dia akan kembali ke harga normal.
Memang dari Kompas Gramedia ada satu Paket, yaitu Khusus Guru & Mahasiswa. yang taripnya Rp. 50.000,- /bulan. Syaratnya pelanggan tersebut harus menunjukkan identitasnya sebagai Guru atau Mahasiswa.
Ya, kenyataannya memang pihak Kompas kurang memperhatikan kemungkinan adanya celah penyimpangan kalau tidak ada pengawasan.
Karena bukan hal yang sulit mengumpulkan foto copy Kartu Mahasiswa atau Guru. untuk memenuhi persyaratannya dari Kompas
Ibu Nora sepertinya sudah mengerti, tapi saya merasa dia berpikir, itu bukan urusanku yang penting saya dapat Kompas hanya dengan Rp. 50.000,-

Ahirnya kutelepon Santoso, ME Sirda Cikokol menceritakan tentang permasalahan tersebut.
Menurut Santoso, pelakunya adalah Habib dari Bintaro, dulu juga saya sudah beri peringatan.. Baiklah Pak, nanti akan saya urus.
Yah ditunggu aja bagaimana KOMPAS menangani permasalahan ini..

Komentar

  1. Sabar Pak, jangan emosi, semua akan kembali pada yang benar... badai pasti berlalu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Renungan di Arisan Sitompul Boru & Bere Serpong

Pesta Parheheon AMA HKBP Serpong